PENERIMAAN PKL MAHASANTRI

PENERIMAAN PKL MAHASANTRI

Suasana Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pulokulon semakin semarak dengan kehadiran beberapa mahasantri Ma’had ‘Ali Faidllul Wahid Ngangkruk yang sedang melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL). Menariknya, mereka berasal dari daerah yang berbeda-beda: Godong, Pulokulon, Kunduran Blora, hingga Denayar Jombang. Keberagaman asal mahasantri ini menghadirkan warna tersendiri dalam perjalanan mereka menimba pengalaman di dunia pelayanan keagamaan.

Keempat mahasantri tersebut diantar langsung oleh dosen pembimbing, Rohim. Kehadiran sang dosen menjadi bentuk dukungan penuh dari pihak kampus agar para mahasiswa serius mengikuti setiap tahapan pembelajaran di lapangan.

Program PKL resmi dimulai pada Selasa (2/09/2025) dan akan berlangsung hingga Rabu (10/09/2025). Selama 10 hari ke depan, para mahasantri dijadwalkan mempelajari seluk-beluk pelayanan di KUA, mulai dari administrasi pernikahan, bimbingan perkawinan, pencatatan wakaf, hingga pendampingan mualaf. Mereka juga diperkenalkan dengan sistem digitalisasi layanan KUA yang saat ini terus dikembangkan untuk memberikan pelayanan yang cepat, transparan, dan akuntabel kepada masyarakat.

Kepala KUA Pulokulon, Agus Huda, menyambut hangat kedatangan mahasantri PKL tersebut. Menurutnya, KUA tidak hanya menjadi tempat pelayanan administratif, tetapi juga dapat menjadi laboratorium lapangan bagi mahasantri maupun mahasiswa untuk memahami bagaimana agama hadir dalam kehidupan masyarakat melalui pelayanan negara.

“Kami berharap mereka tidak hanya belajar secara teknis, tetapi juga menangkap nilai-nilai pengabdian dan semangat melayani umat. PKL di KUA adalah kesempatan untuk melihat langsung bahwa pelayanan agama menyentuh banyak aspek kehidupan,” ungkap Agus Huda.

Sementara Rohim menyambut baik kegiatan PKL ini menjadi jembatan antara dunia akademik dan praktik lapangan. Para mahasantri tidak hanya mempelajari administrasi, tetapi juga menyaksikan dan merasakan langsung dinamika pelayanan yang penuh interaksi dengan masyarakat. Salah seorang mahasantri, Rijal, asal Kunduran, mengaku sangat antusias bisa belajar langsung di KUA.